Tuhan memang sangat menyayangiku, Dia menuntunku untuk melewati jalan yang
membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Adakalanya, rerumputan hijau, bunga
yang bermekaran di musim semi, atau jurang-jurang terjal yang mengiringi
perjalanan hidupku. Dan aku rasa ini adalah perjalanan yang melibatkan semua
itu, aku merasa sangat beruntung bisa mengikuti sebuah event bergengsi bersama
timku. Tuhan benar-benar menyayangiku, dia mengirimkanku sembilan malaikat
dalam tim ini yang ikut mengisi hari-hariku. Malaikat yang tak bersayap dan
jauh dari kata sempurna. (Kok dipanggil malaikat ? ). Sembilan sahabat yang ada
dalam tim ini memiliki banyak karakter ditambah dengan pembina yang berhati
besar, ini adalah satu hal yang paling membuatku tak menyesali keputusan untuk
lebih memilih SMA N 1 Simo dari pada SMA N 1 Boyolali.
Kisah ini
berawal ketika aku sedang dilanda kebosankan dalam bersekolah. Ini benar-benar
kisah yang kualami bersama sembilan temanku yang lain yang tergabung dalam tim
LCC ini. Sebuah kisah yang perlu perjuangan, mengharukan, penuh tangis, tawa,
canda dan air mata. Bukan gelar juara yang melekat di hati, namun persaudaraan
dan kebersamaan yang telah terlewatkan bersama.
Menjadi
pelajaran untuk seluruh pelajar di negeri
tercinta ini. Agar kita mengenal bangsa kita dengan baik dan mejadi
bibit bangsa yang bisa terpanen baik suatu hari nanti. Dengan irigasi yang
tepat, pemupukan yang cermat, dan pemberantasan hama-hama yang mengganggu pola
pikir tumbuhnya bibit Indonesia ini.
Kami adalah pelajar penuh yang
tergabung dalam tim Lomba Cerdas Cermat SMA Negeri 1 Simo, yang kami beri nama
Tim Garuda. Tim ini berjumlah 10 orang dengan karakteristik yang amat berbeda
antara satu dengan yang lain. Sebelum aku membuka layar stage di hadapan hadirin, ijinkanlah aku memperkenalkan satu per
satu anggota tim ini.
Satu, Yuanita
Sri Respati. Panggilanya adalah Nita, namun aku lebih sering memanggilnya
dengan Mbak Nita. Dia adalah orang teregois yang pernah kukenal (peace
mbak.hehe). But, ada tapinya lho.
Tapi, itu dulu waktu aku belum benar-benar mengenalnya. Dulu kami selalu 1
kelas di SMP Negeri 1 Simo. Yah, selalu satu kelas denganya membuatku begitu
tersiksa. Dengan semua keangkuhan dan pendirianya yang melebihi kokohnya batu
karang terkeras sekalipun. Kami sering berselisih pendapat, bahkan di kelas IX
aku pernah bertengkar hebat denganya hingga menangis (cengeng ya.xixi).
Saat di SMA pun
kami 1 sekolah lagi. Parahnya lagi, kami juga satu kelas. Haduh, untuk memikirkan betapa tiap hari aku akan makan ati saja sudah
membuatku tersiksa. Terus gimana buat ngejalaninnya selama setahun ? ?
Ternyata enjoy banget dan dia justru jadi “mbak”
ku. Nah loh ? Kok bisa ? yayaya, entah sejak kapan aku pun tak terlalu
menyadarinya. But, yang jelas kuingat
adalah karna kami sama-sama prihatin dan berjuang untuk bisa ikut dalam OSK,
Olimpiade Science Kabupaten. Aku di
biologi, sedang Mbak Nita di fisika. Begitu banyak rancangan yang sudah kami
tulis dalam benak. Aku rasa tiap rancangan yang berarti tiap benang
persaudaraan dan persahabatan semakin bertambah. Makin banyak rancangan kami,
makin dekatlah kami pada suatu titik pusat yang setimbang.
Dua, Haryani.
Nama panjangnya Haryaniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, nama panggilanya
Haryono.wkwkk (peace An.hehe). Boong, yang bener nama panggilanya itu Ani. But
aspecially
for Dix Sulis name’s call to Ani is “Yu Har”. Yu dari kata Mbakyu dan Har dari
kata Haryani. (Dah ngerti kali !). Aku Cuma mau ngejelasin buat menuhin lembar
kertas aja.haha
Dia adalah
sekretaris di Kerohanian Islam (Rohis). Dia terlihat begitu santun dengan
busananya yang muslimah. Mungkin sekiranya seperti inilah akhwat yang dicari
oleh tokoh nomor tiga kali ini.
Seperti yang sudah
dijelaskan, tokoh ketiga adalah Agus. Karna dia 1 tahun lebih tua dariku, aku
lebih sering memanggilnya dengan gelar “Mas”. Nama panjangnya Agus Suprianto
Dia adalah ketua Rohis di sekolahku. Jadi kadang aku berpikir, kalo Ani dan Mas
Agus adalah pasangan yang serasi. Se iya sekata, seprinsip, dan sejalan.
Tentunya mereka memiliki pola pikir yang sama dan aliran yang sama. Tapi,
kadang aku berpikir juga. Kalau mereka bersama, apa yang akan menjadi topik
pembicaraan ? Bagaimana kalau hanya saling diam ? Wah, tak asik sama sekali
bukan.hehe
Tokoh yang
keempat adalah Umi Maryamah. Rambutnya tergerai panjang, jadi jelas saja dia
yang paling feminin diantara kami yang asal-asalan ini. Sebentar-sebentar
menyisir rambut, tak cape’ ya Um ? hehe
Dia adalah juru
bicara di Tim ini, jadi jelas saja dia yang paling menguasai materi. Aku tak
mengatakan kalau dia yang paling pintar karna aku tak ingin tersaingi.hehe (Dasar ! :P )
Tokoh yang keempat adalah Hesti Setyaningsih, panggilannya adalah Hesti. Hesti adalah yang paling dekat denganku pada awal pembentukan tim ini. Terang saja, kami sudah sekelas selama empat tahun dan sudah satu bangku selama dua tahun.
Tokoh yang keempat adalah Hesti Setyaningsih, panggilannya adalah Hesti. Hesti adalah yang paling dekat denganku pada awal pembentukan tim ini. Terang saja, kami sudah sekelas selama empat tahun dan sudah satu bangku selama dua tahun.
Hesti adalah seorang gadis yang manis, dengan perawakan tak terlalu tinggi
( nggak enak mau bilang pendek hehe), berjilbab, dan berkulit putih. Dia adalah
orang yang sederhana, mungkin itu lah yang membuatku nyaman bersamanya. Dia
begitu sabar selama berteman denganku, padahal sudah jelas aku bukan lah teman
yang baik (akhirnya mau ngaku). Dia adalah sosok yang selalu ngemong aku, sabar, dan selalu mengalah.
Itu lah yang membuatku menjadi begitu dekat dengannya dan begitu menyayanginya.
Aku bukanlah tipe orang yang bisa menerima teman begitu saja. Aku tak ingin
berkorban lebih dulu dan aku tak ingin menjadi pihak yang mengalah. Nah lo ?
Enak bener thu posisi.hehe
Dan, ketika ada orang yang bisa berbuat seperti itu untukku pastilah aku akan benar-benar menyayanginya. Dan seperti itu lah yang kurasakan pada Hesti. Aku benar-benar menyayanginya. Karna hesti sudah berhasil melehkan bekunya hatiku (cie i lah haha), sekarang kami menjadi saling melengkapi. Aku tak egois lagi, mau mengalah, dan mau berkorban untukknya.
Dan, ketika ada orang yang bisa berbuat seperti itu untukku pastilah aku akan benar-benar menyayanginya. Dan seperti itu lah yang kurasakan pada Hesti. Aku benar-benar menyayanginya. Karna hesti sudah berhasil melehkan bekunya hatiku (cie i lah haha), sekarang kami menjadi saling melengkapi. Aku tak egois lagi, mau mengalah, dan mau berkorban untukknya.
Tokoh yang keenam adalah Adika, nama panjangnya panjang banget dan rasanya
aku males banget buat nulis namanya. (Tulis dong ! Tulis ! Jadi penulis kok
males nulis ! huhuuu...)
Baiklah, nama panjangnya adalah Muhammad Adika Luthfi Sultan Alamsyah.
Namanya bisa disingkat menjadi M.A.L.S.A, jadi teman-teman justru lebih sering
memanggilnya Malsa. Satu kejengkelan atau mungkin rasa penasaran yang masih
meninggalkan tanda tanya besar sampai sekarang adalah waktu perkenalan awal,
dengan wajah imut dan postur tinggi besarnya (nggak enak jugga mau bilang
gendhut hehe) dia memperkenalkan diri. Dalam hati aku mengingatkan, “Dik kalau
mau nyebutin nama tarik napas dulu ya ! :D “
Kemudian dengan memasang tampang yang tak kalah polos aku pun bertanya,
“Thu nama panjang gitu artinya apaan Dik ?”
“Nggak tau Mbak !” jawabnya datar. Haduh, kenapa kamu bisa tak tau namamu
dik ? Tanya lah pada orang tuamu maknanya. Nama itu kan doa, bukan seperti kata
filosof terkenal William Shakespeare apalah arti sebuah nama. Pak William bisa berkata seperti itu karena
namanya begitu indah dan keren. Pak William kan tidak merasakan memiliki nama Paijo
atau Paimin.
Kembali ke Malsa ! Wajahnya yang imut itu terbalut
oleh posturnya yang tinggi besar, jadi dia terlihat lebih gagah untuk menutupi baby face nya itu. Namun warna suaranya
itu membuat dia menjadi biasa lagi karena warna suaranya begitu halus tanpa ada
retak-retaknya. (lo pikir jalan ?). Bahkan suaranya lebih lembut dari pada aku
yang seorang cewek ini (Lo nya aja kalo ngomong heboh ndiri gitu , cape’ deh !
).
Kelembutanya itu kadang membuatnya tak sehati
dengan tokoh kita yang nomor tujuh ini. Namanya Muhammad
Luthfi Saqqo, ayahnya memanggilnya Luthfi tapi aku lebih suka memanggilnya
Saqqo. Entahlah, menurutku itu terdengar lebih tegas dan berwibawa saja. Dua
nama pertama mereka berdua memang sama tapi karakter mereka jauh berbeda.
Pertama dengar rasanya aneh juga, nama yang hampir
sama. Apakah dunia begitu sempit ? ataukah nama itu terlalu bagus sehingga
banyak yang mengambilnya untuk anak mereka ? (Bagus ! Nggak boleh bilang
pasaran Dhita ! kaya’ nama lo nggak banyak yang make aja ? :P ). Namaku memang
banyak yang memakai pula, tapi pasti alasanya karena namaku itu bagus.hoho
Saqqo adalah sosok yang cerewet untuk ukuran
cowok, posturnya tinggi tegap dengan kulit sawo matang (tapi tiap habis paskib
atau bantara jadi sawo busuk haha @peace J ). Dia adalah sosok yang
benar-benar suka bicara. Ketika kamu bertanya sesuatu pasti jawabanya bisa
sepanjang jalan kenangan.
Tapi dibalik semua itu menurutku dia cukup bisa
diandalkan, dia bisa mengcover teman-teman, berpikir lebih maju, dan sesekali
dewasa. (Udah aja ! Ntar yang baca ke PD an )
Eh, satu lagi ! saqqo adalah sosok iseng yang
selalu membuatku emosi ataupun malu tingkat dewa tiap dia memutar rekamanku.
(salah kamu juga ngrekam suara ancur).
Saqqo juga tak pernah akur dengan Mbak Nita, pokoknya ada saja alasan
mereka untuk bertengkar. Ibarat kata, jika ada pertanyaan kenapa matahari terbit dari timur saja pasti bisa jadi alasan buat
mereka berdebat. Kalau aku membayangkan Mbak Nita pasti akan menjawab secara scientist, dengan unsur matahari, bumi,
rotasi, revolusi, yang sebenarnya aku sendiri sudah lupa. Dan
Saqqo....kira-kira apa yang akan dijawab olehnya ? Mungkin dia menjawab, “
Untuk apa belajar kaya’ gituan ? Emang keluar di praktek kehidupan ?” Dan
perdebatan akan berjalan lebih panjang dari garis Lintang ataupun Bujur.
Tokoh yang kedelapan adalah Sulistyo Pambudi, nama
aslinya dulu juga Agus tapi katanya karena 1 RTnya sudah banyak yang bernama
Agus namanya diubah menjadi Sulis. Untung saja sudah diubah, kalau tidak kan
repot mau manggilnya.
Tokoh yang satu ini agak sulit ditemui (Langka ?
Lo kira apaan). Sulit ditemuai karena aku selalu berkesan pada rambutnya yang
keriting. Kata orang cowok dengan rambut keriting itu tak setia dan agak plin
plan, jadi setiap kulihat rambut Sulis aku selalu ingat kata-kata itu.hehe
Dia adalah sosok yang sederhana. Karna sederhanya
terkadang dia tak terlalu cocok dengan tokoh kita yang kesembilan ini. Tapi
menurutku benar juga, aku agak susah membedakan ciri khas yang melekat pada
diri Sulis. Sebenarnya dia sederhana, tidak mengerti fashion, atau memang tidak sadar kalau yang dia pakai sering
mengundang kontroversi ? Kenapa dia memakai jas dengan pasangan Sarung ?
Baiklah aku bisa menerima, tapi kenapa itu dipakai untuk mendekati seorng cewek
? Itu yang membuatku tak habis pikir.
Bayangkan kalian kaum cewek, ketika ada seorang
cowok mendekat perlahan dengan tatapan aneh dan perlahan semakin mendekat.
Kemudian dia bilang, “Mbak minta foto dong !”
“Pahit ! Pahit ! Pahit !” (lo kira Sulis lebah ? )
Tokoh kesembilan yang kumaksud adalaha Ignatius
Alfredo..... (nama panjangnya gue lupa). Ini dia satu-satunya sosok yang
ditakuti oleh Mbak Nita. Dengan perawakan tinggi, kurus, dan putih.
Mungkin dia yang paling peka diantara yang lain,
atau paling wibawa, atau paling tegas ? Tapi dibalik semua kata “mungkin” itu
aku menaruh satu “kepastian”, pasti dia yang paling aneh. Tak ada pendapat lain
dariku. Menurutku dia memang yang paling aneh.
Dia sering dada-dada
(melambaikan tanganya) sendiri. Senyum sendiri, menangis sendiri, ketawa sendiri.
Terkadang dia memegangi HPnya kemudian berkata, “Hallo ambulance ? Maaf Pak tolong segera ke jalan depan SMA Negeri 1
Simo. Sedang terjadi kecelakaan antara anjing dan kucing disini...” benar-benar
sosok yang susah ditebak.
Dan sosok ke sepuluh yang sudah dinanti oleh para
pembaca adalah “aku” yang memiliki nama Paradhita Zulfa Nadia. Panggilanku
adalah Dhita, tapi silahkan kalian panggil Zuna (nama pena hehe). Aku adalah
sosok yang egois, manja, dan sombong.(kenapa nggak ada baiknya sih ?). Saya tak
ingin menceritakan banyak sisi baik saya, karna saya tak ingin memiliki fans
terlalu banyak. (Sekarang gue sangat percaya kalo lo emang sombong :D ).
0 comments:
Post a Comment