Wednesday, 2 May 2012

Hadiah dari Tuhan Untukku



Tuhan memang sangat menyayangiku, Dia menuntunku untuk melewati jalan yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Adakalanya, rerumputan hijau, bunga yang bermekaran di musim semi, atau jurang-jurang terjal yang mengiringi perjalanan hidupku. Dan aku rasa ini adalah perjalanan yang melibatkan semua itu, aku merasa sangat beruntung bisa mengikuti sebuah event bergengsi bersama timku. Tuhan benar-benar menyayangiku, dia mengirimkanku sembilan malaikat dalam tim ini yang ikut mengisi hari-hariku. Malaikat yang tak bersayap dan jauh dari kata sempurna. (Kok dipanggil malaikat ? ). Sembilan sahabat yang ada dalam tim ini memiliki banyak karakter ditambah dengan pembina yang berhati besar, ini adalah satu hal yang paling membuatku tak menyesali keputusan untuk lebih memilih SMA N 1 Simo dari pada SMA N 1 Boyolali.
Kisah ini berawal ketika aku sedang dilanda kebosankan dalam bersekolah. Ini benar-benar kisah yang kualami bersama sembilan temanku yang lain yang tergabung dalam tim LCC ini. Sebuah kisah yang perlu perjuangan, mengharukan, penuh tangis, tawa, canda dan air mata. Bukan gelar juara yang melekat di hati, namun persaudaraan dan kebersamaan yang telah terlewatkan bersama.
Menjadi pelajaran untuk seluruh pelajar di negeri  tercinta ini. Agar kita mengenal bangsa kita dengan baik dan mejadi bibit bangsa yang bisa terpanen baik suatu hari nanti. Dengan irigasi yang tepat, pemupukan yang cermat, dan pemberantasan hama-hama yang mengganggu pola pikir tumbuhnya bibit Indonesia ini.
Kami adalah pelajar penuh yang tergabung dalam tim Lomba Cerdas Cermat SMA Negeri 1 Simo, yang kami beri nama Tim Garuda. Tim ini berjumlah 10 orang dengan karakteristik yang amat berbeda antara satu dengan yang lain. Sebelum aku membuka layar stage di hadapan hadirin, ijinkanlah aku memperkenalkan satu per satu anggota tim ini.
Satu, Yuanita Sri Respati. Panggilanya adalah Nita, namun aku lebih sering memanggilnya dengan Mbak Nita. Dia adalah orang teregois yang pernah kukenal (peace mbak.hehe). But, ada tapinya lho. Tapi, itu dulu waktu aku belum benar-benar mengenalnya. Dulu kami selalu 1 kelas di SMP Negeri 1 Simo. Yah, selalu satu kelas denganya membuatku begitu tersiksa. Dengan semua keangkuhan dan pendirianya yang melebihi kokohnya batu karang terkeras sekalipun. Kami sering berselisih pendapat, bahkan di kelas IX aku pernah bertengkar hebat denganya hingga menangis (cengeng ya.xixi).
Saat di SMA pun kami 1 sekolah lagi. Parahnya lagi, kami juga satu kelas. Haduh, untuk memikirkan betapa tiap hari aku akan makan ati saja sudah membuatku tersiksa. Terus gimana buat ngejalaninnya selama setahun ? ?
Ternyata enjoy banget dan dia justru jadi “mbak” ku. Nah loh ? Kok bisa ? yayaya, entah sejak kapan aku pun tak terlalu menyadarinya. But, yang jelas kuingat adalah karna kami sama-sama prihatin dan berjuang untuk bisa ikut dalam OSK, Olimpiade Science Kabupaten. Aku di biologi, sedang Mbak Nita di fisika. Begitu banyak rancangan yang sudah kami tulis dalam benak. Aku rasa tiap rancangan yang berarti tiap benang persaudaraan dan persahabatan semakin bertambah. Makin banyak rancangan kami, makin dekatlah kami pada suatu titik pusat yang setimbang.
Dua, Haryani. Nama panjangnya Haryaniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, nama panggilanya Haryono.wkwkk (peace An.hehe). Boong, yang bener nama panggilanya itu Ani. But aspecially for Dix Sulis name’s call to Ani is “Yu Har”. Yu dari kata Mbakyu dan Har dari kata Haryani. (Dah ngerti kali !). Aku Cuma mau ngejelasin buat menuhin lembar kertas aja.haha
Dia adalah sekretaris di Kerohanian Islam (Rohis). Dia terlihat begitu santun dengan busananya yang muslimah. Mungkin sekiranya seperti inilah akhwat yang dicari oleh tokoh nomor tiga kali ini.
Seperti yang sudah dijelaskan, tokoh ketiga adalah Agus. Karna dia 1 tahun lebih tua dariku, aku lebih sering memanggilnya dengan gelar “Mas”. Nama panjangnya Agus Suprianto Dia adalah ketua Rohis di sekolahku. Jadi kadang aku berpikir, kalo Ani dan Mas Agus adalah pasangan yang serasi. Se iya sekata, seprinsip, dan sejalan. Tentunya mereka memiliki pola pikir yang sama dan aliran yang sama. Tapi, kadang aku berpikir juga. Kalau mereka bersama, apa yang akan menjadi topik pembicaraan ? Bagaimana kalau hanya saling diam ? Wah, tak asik sama sekali bukan.hehe
Tokoh yang keempat adalah Umi Maryamah. Rambutnya tergerai panjang, jadi jelas saja dia yang paling feminin diantara kami yang asal-asalan ini. Sebentar-sebentar menyisir rambut, tak cape’ ya Um ? hehe
Dia adalah juru bicara di Tim ini, jadi jelas saja dia yang paling menguasai materi. Aku tak mengatakan kalau dia yang paling pintar karna aku tak ingin tersaingi.hehe (Dasar ! :P )
Tokoh yang keempat adalah Hesti Setyaningsih, panggilannya adalah Hesti. Hesti adalah yang paling dekat denganku pada awal pembentukan tim ini. Terang saja, kami sudah sekelas selama empat tahun dan sudah satu bangku selama dua tahun.
Hesti adalah seorang gadis yang manis, dengan perawakan tak terlalu tinggi ( nggak enak mau bilang pendek hehe), berjilbab, dan berkulit putih. Dia adalah orang yang sederhana, mungkin itu lah yang membuatku nyaman bersamanya. Dia begitu sabar selama berteman denganku, padahal sudah jelas aku bukan lah teman yang baik (akhirnya mau ngaku). Dia adalah sosok yang selalu ngemong aku, sabar, dan selalu mengalah. Itu lah yang membuatku menjadi begitu dekat dengannya dan begitu menyayanginya.
Aku bukanlah tipe orang yang bisa menerima teman begitu saja. Aku tak ingin berkorban lebih dulu dan aku tak ingin menjadi pihak yang mengalah. Nah lo ? Enak bener thu posisi.hehe
Dan, ketika ada orang yang bisa berbuat seperti itu untukku pastilah aku akan benar-benar menyayanginya. Dan seperti itu lah yang kurasakan pada Hesti. Aku benar-benar menyayanginya. Karna hesti sudah berhasil melehkan bekunya hatiku (cie i lah haha), sekarang kami menjadi saling melengkapi. Aku tak egois lagi, mau mengalah, dan mau berkorban untukknya.
Tokoh yang keenam adalah Adika, nama panjangnya panjang banget dan rasanya aku males banget buat nulis namanya. (Tulis dong ! Tulis ! Jadi penulis kok males nulis ! huhuuu...)
Baiklah, nama panjangnya adalah Muhammad Adika Luthfi Sultan Alamsyah. Namanya bisa disingkat menjadi M.A.L.S.A, jadi teman-teman justru lebih sering memanggilnya Malsa. Satu kejengkelan atau mungkin rasa penasaran yang masih meninggalkan tanda tanya besar sampai sekarang adalah waktu perkenalan awal, dengan wajah imut dan postur tinggi besarnya (nggak enak jugga mau bilang gendhut hehe) dia memperkenalkan diri. Dalam hati aku mengingatkan, “Dik kalau mau nyebutin nama tarik napas dulu ya ! :D “
Kemudian dengan memasang tampang yang tak kalah polos aku pun bertanya, “Thu nama panjang gitu artinya apaan Dik ?”
“Nggak tau Mbak !” jawabnya datar. Haduh, kenapa kamu bisa tak tau namamu dik ? Tanya lah pada orang tuamu maknanya. Nama itu kan doa, bukan seperti kata filosof terkenal William Shakespeare apalah arti sebuah nama. Pak William bisa berkata seperti itu karena namanya begitu indah dan keren. Pak William kan tidak merasakan memiliki nama Paijo atau Paimin.
Kembali ke Malsa ! Wajahnya yang imut itu terbalut oleh posturnya yang tinggi besar, jadi dia terlihat lebih gagah untuk menutupi baby face nya itu. Namun warna suaranya itu membuat dia menjadi biasa lagi karena warna suaranya begitu halus tanpa ada retak-retaknya. (lo pikir jalan ?). Bahkan suaranya lebih lembut dari pada aku yang seorang cewek ini (Lo nya aja kalo ngomong heboh ndiri gitu , cape’ deh ! ).
Kelembutanya itu kadang membuatnya tak sehati dengan tokoh kita yang nomor tujuh ini.                         Namanya Muhammad Luthfi Saqqo, ayahnya memanggilnya Luthfi tapi aku lebih suka memanggilnya Saqqo. Entahlah, menurutku itu terdengar lebih tegas dan berwibawa saja. Dua nama pertama mereka berdua memang sama tapi karakter mereka jauh berbeda.
Pertama dengar rasanya aneh juga, nama yang hampir sama. Apakah dunia begitu sempit ? ataukah nama itu terlalu bagus sehingga banyak yang mengambilnya untuk anak mereka ? (Bagus ! Nggak boleh bilang pasaran Dhita ! kaya’ nama lo nggak banyak yang make aja ? :P ). Namaku memang banyak yang memakai pula, tapi pasti alasanya karena namaku itu bagus.hoho
Saqqo adalah sosok yang cerewet untuk ukuran cowok, posturnya tinggi tegap dengan kulit sawo matang (tapi tiap habis paskib atau bantara jadi sawo busuk haha @peace J ). Dia adalah sosok yang benar-benar suka bicara. Ketika kamu bertanya sesuatu pasti jawabanya bisa sepanjang jalan kenangan.
Tapi dibalik semua itu menurutku dia cukup bisa diandalkan, dia bisa mengcover teman-teman, berpikir lebih maju, dan sesekali dewasa. (Udah aja ! Ntar yang baca ke PD an )
Eh, satu lagi ! saqqo adalah sosok iseng yang selalu membuatku emosi ataupun malu tingkat dewa tiap dia memutar rekamanku. (salah kamu juga ngrekam suara ancur).  Saqqo juga tak pernah akur dengan Mbak Nita, pokoknya ada saja alasan mereka untuk bertengkar. Ibarat kata, jika ada pertanyaan kenapa matahari terbit dari timur saja pasti bisa jadi alasan buat mereka berdebat. Kalau aku membayangkan Mbak Nita pasti akan menjawab secara scientist, dengan unsur matahari, bumi, rotasi, revolusi, yang sebenarnya aku sendiri sudah lupa. Dan Saqqo....kira-kira apa yang akan dijawab olehnya ? Mungkin dia menjawab, “ Untuk apa belajar kaya’ gituan ? Emang keluar di praktek kehidupan ?” Dan perdebatan akan berjalan lebih panjang dari garis Lintang ataupun Bujur.
Tokoh yang kedelapan adalah Sulistyo Pambudi, nama aslinya dulu juga Agus tapi katanya karena 1 RTnya sudah banyak yang bernama Agus namanya diubah menjadi Sulis. Untung saja sudah diubah, kalau tidak kan repot mau manggilnya.
Tokoh yang satu ini agak sulit ditemui (Langka ? Lo kira apaan). Sulit ditemuai karena aku selalu berkesan pada rambutnya yang keriting. Kata orang cowok dengan rambut keriting itu tak setia dan agak plin plan, jadi setiap kulihat rambut Sulis aku selalu ingat kata-kata itu.hehe
Dia adalah sosok yang sederhana. Karna sederhanya terkadang dia tak terlalu cocok dengan tokoh kita yang kesembilan ini. Tapi menurutku benar juga, aku agak susah membedakan ciri khas yang melekat pada diri Sulis. Sebenarnya dia sederhana, tidak mengerti fashion, atau memang tidak sadar kalau yang dia pakai sering mengundang kontroversi ? Kenapa dia memakai jas dengan pasangan Sarung ? Baiklah aku bisa menerima, tapi kenapa itu dipakai untuk mendekati seorng cewek ? Itu yang membuatku tak habis pikir.
Bayangkan kalian kaum cewek, ketika ada seorang cowok mendekat perlahan dengan tatapan aneh dan perlahan semakin mendekat. Kemudian dia bilang, “Mbak minta foto dong !”
“Pahit ! Pahit ! Pahit !” (lo kira Sulis lebah ? )
Tokoh kesembilan yang kumaksud adalaha Ignatius Alfredo..... (nama panjangnya gue lupa). Ini dia satu-satunya sosok yang ditakuti oleh Mbak Nita. Dengan perawakan tinggi, kurus, dan putih.
Mungkin dia yang paling peka diantara yang lain, atau paling wibawa, atau paling tegas ? Tapi dibalik semua kata “mungkin” itu aku menaruh satu “kepastian”, pasti dia yang paling aneh. Tak ada pendapat lain dariku. Menurutku dia memang yang paling aneh.
Dia sering dada-dada (melambaikan tanganya) sendiri. Senyum sendiri, menangis sendiri, ketawa sendiri. Terkadang dia memegangi HPnya kemudian berkata, “Hallo ambulance ? Maaf Pak tolong segera ke jalan depan SMA Negeri 1 Simo. Sedang terjadi kecelakaan antara anjing dan kucing disini...” benar-benar sosok yang susah ditebak.
Dan sosok ke sepuluh yang sudah dinanti oleh para pembaca adalah “aku” yang memiliki nama Paradhita Zulfa Nadia. Panggilanku adalah Dhita, tapi silahkan kalian panggil Zuna (nama pena hehe). Aku adalah sosok yang egois, manja, dan sombong.(kenapa nggak ada baiknya sih ?). Saya tak ingin menceritakan banyak sisi baik saya, karna saya tak ingin memiliki fans terlalu banyak. (Sekarang gue sangat percaya kalo lo emang sombong :D ).


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.